Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Rumah Pendidikan Jadi Superaplikasi Pendidikan Nasional

Semarang, 23 Agustus 2025 — SLCC PGRI Jawa Tengah kembali menghadirkan sosialisasi penting bagi guru dan tenaga kependidikan. Pada Sabtu (23/8), Dr. Saptono Nugrohadi, M.Pd., M.Si. memaparkan materi bertajuk “Rumah Pendidikan sebagai Superaplikasi Layanan Pendidikan” yang menjadi tonggak digitalisasi pembelajaran nasional.

Dalam paparannya, Dr. Saptono menekankan bahwa Rumah Pendidikan lahir dari kebutuhan integrasi berbagai aplikasi layanan pendidikan yang selama ini masih terpisah dan menimbulkan kendala. “Semakin banyak aplikasi, semakin besar risiko data tersebar, sistem terfragmentasi, dan layanan publik menjadi tidak efisien. Dengan integrasi dalam Rumah Pendidikan, layanan kini lebih efektif, terindeks, dan efisien,” ujarnya.

Delapan Ruang, Satu Aplikasi Terpadu

Rumah Pendidikan yang disebut sebagai superaplikasi mencakup delapan ruang utama:

  1. Ruang Sekolah – layanan untuk satuan pendidikan.
  2. Ruang GTK/PTK – pengelolaan kinerja guru dan tenaga kependidikan.
  3. Ruang Murid – sumber belajar digital, bank soal, buku, hingga rapor pendidikan.
  4. Ruang Pemerintah – integrasi data PPDB, rapor pendidikan daerah, akun pendidikan.
  5. Ruang Mitra – kolaborasi dunia usaha, industri, publikasi ilmiah, dan relawan.
  6. Ruang Publik – akses perbukuan, majalah pendidikan, rapor publik.
  7. Ruang Orang Tua – panduan pendampingan, konsultasi pendidikan, aspirasi.
  8. Ruang Bahasa – layanan bahasa, kamus, serta BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing).

Menurut Saptono, fitur-fitur ini dirancang untuk menjawab tantangan zaman: efektivitas sistem, akses layanan yang lebih mudah, efisiensi anggaran, dan partisipasi aktor pendidikan dari berbagai kalangan.

Sejalan dengan Program Prioritas Nasional

Lebih jauh, Saptono menegaskan bahwa Rumah Pendidikan mendukung enam program prioritas Kementerian Pendidikan yang sejalan dengan visi Presiden: penguatan pendidikan sains dan teknologi, pembangunan sekolah unggul di setiap kabupaten, pemberian makanan bergizi dan susu gratis di sekolah, hingga peningkatan kesejahteraan guru.

“Rumah Pendidikan ini bukan sekadar platform digital, tetapi strategi besar untuk mewujudkan pendidikan berkualitas dan merata,” tegasnya.

Tiga Fase Pengembangan Hingga 2029

Sosialisasi juga menyoroti roadmap pengembangan hingga 2029. Fase pertama (2025) adalah integrasi sebagai portal informasi. Fase kedua (2026–2027) memperkuat ekosistem, dan fase ketiga (2028–2029) berfokus pada kapabilitas transaksi.

“Dengan tahapan ini, diharapkan guru, siswa, orang tua, hingga pemerintah daerah dapat memanfaatkan layanan pendidikan dalam satu genggaman,” kata Saptono.

Respon Peserta

Peserta sosialisasi antusias menanggapi pemaparan ini. Banyak yang mengapresiasi hadirnya fitur Ruang Murid dan Ruang Orang Tua yang dianggap bisa mendukung kebiasaan belajar positif di rumah dan sekolah.

Di akhir sosialisasi, Saptono mengajak seluruh peserta untuk menjadi agen perubahan. “Mari kita gunakan Rumah Pendidikan secara sadar dan maksimal, agar transformasi digital benar-benar membawa manfaat nyata bagi pendidikan Indonesia,” pungkasnya.

Posting Komentar

0 Komentar