Semarang – 10 Juni 2025, Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) PGRI Provinsi Jawa Tengah yang digelar secara daring, Ketua PGRI Provinsi Jawa Tengah, Dr. Muhdi, S.H., M.Hum., menegaskan pentingnya sinergi dan kesiapan program organisasi menjelang akhir tahun 2025, sekaligus menyuarakan kewaspadaan terhadap perkembangan Rancangan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas).
“Waktu kita tidak panjang. Mari cek ulang semua program 2025. Mana yang belum jalan, mari segera laksanakan. Jangan sampai kesibukan membuat kita kehilangan momen strategis,” tegas Dr. Muhdi kepada para pengurus kabupaten/kota se-Jawa Tengah.
Evaluasi dan Konsolidasi Pengurus Baru
Rakor ini merupakan bagian dari rangkaian HUT PGRI ke-79 dan Bakti XXIII Tahun 2025. Selain membahas hasil Rakor bidang dan biro, forum juga menyoroti dinamika pengurus baru hasil konferensi kabupaten/kota. Dr. Muhdi mengingatkan perlunya penyamaan persepsi di kalangan pengurus lama maupun yang “gres” atau baru aktif di tingkat struktur.
“Kita perlu memahami ruh dan visi-misi PGRI. Bahkan hal teknis seperti surat-menyurat juga mencerminkan identitas organisasi. Efisiensi dan efektivitas hanya bisa dicapai jika kita satu bahasa dan semangat,” ujar Muhdi.
RUU Sisdiknas dan Kepentingan Guru
Poin krusial dalam sambutan Ketua PGRI adalah kekhawatiran terhadap arah kodifikasi RUU Sisdiknas, yang menurutnya berpotensi mengaburkan perlindungan terhadap profesi guru.
“Kita tidak boleh diam. PGRI harus hadir dengan gagasan substansial dalam proses perumusan naskah akademik. Jangan sampai substansi UU Guru dan Dosen justru dihapus atau dipangkas dalam semangat kodifikasi,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti ketimpangan akses pendidikan berkualitas, minimnya dukungan infrastruktur di daerah, dan anggaran pendidikan yang tidak sepenuhnya berpihak kepada dunia sekolah.
“Faktanya, dari alokasi 20% APBN untuk pendidikan, hanya sekitar 4,6% yang benar-benar dikelola oleh Kemendikbudristek. Ini perlu dikawal dalam UU,” jelas Muhdi, seraya menambahkan bahwa PGRI Jateng telah aktif menyampaikan usulan dalam berbagai forum, termasuk melalui jejaring ISPI dan audiensi ke Komisi X DPR RI.
Agenda Organisasi dan Dukungan Internasional
Selain mempersiapkan keikutsertaan dalam Rapimnas PGRI pada 26–28 Juni 2025, PGRI Jawa Tengah juga ditunjuk menjadi salah satu provinsi pilot dalam program kerja sama dengan Education International melalui Consortium Project.
“Ini kehormatan sekaligus tanggung jawab. Kita juga akan mengirim perwakilan dalam Asia Conference of Teachers (ACT) di Filipina September nanti, sambil tetap menjaga efisiensi pengeluaran organisasi,” ujar Muhdi.
Agenda besar lain adalah pelaksanaan HUT PGRI dan Hari Guru Nasional 2025 yang akan diisi dengan kegiatan penguatan organisasi di kabupaten/kota, termasuk program dukungan untuk daerah-daerah yang mengalami bencana seperti Brebes dan Grobogan.
Penutup dan Ajakan Gotong Royong
Menutup sambutannya, Dr. Muhdi menyampaikan rasa terima kasih atas komitmen dan kekompakan para pengurus. Ia juga mengajak untuk terus berbagi, terutama kepada anggota yang terdampak musibah.
“Kalau ada kabupaten atau anggota yang terkena musibah, mohon segera diinformasikan. Kita bisa saling bantu. Inilah nilai gotong royong yang harus dijaga di tubuh PGRI,” ucapnya.
Rakor diakhiri dengan pemaparan teknis dan rencana kunjungan monitoring ke kabupaten/kota terpilih sebagai tindak lanjut kerja sama internasional dan penguatan kapasitas pengurus.
0 Komentar