Semarang, Kominfo PGRI Provinsi. Ketua PGRI Jateng Dr H Muhdi SH MHum menghimbau dan sekaligus mengingatkan kepada segenap anggota PGRI untuk terus menjaga silaturahmi, kebersamaan, kekeluargaan, kolaborasi dan solidaritas demi kebaikan, dan kebesaran, serta kemuliaan PGRI. " Dengan salam perjuangan PGRI yang menggerakkan semangat agar Guru terus hidup sebagaimana obor lambang PGRI, hanya karena gurulah Pendidikan berjalan, hanya karena guru SDM unggul yang akan mengantarkan bangsa Indonesia maju dapat dicapai. Pun demikian, Guru bisa terus hidup apabila mendapat status yang pasti dan penghasilan yang layak ", tandas Dr Muhdi dalam pidato sambutan Halal Bihalal keluarga besar PGRI Provinsi Jawa Tengah yang berlangsung di Balairung UPGRIS, Minggu (15/05).
Selanjutnya Dr Muhdi juga memaparkan bahwa PGRI harus terus hidup sebagai rumah besar bagi para guru dan tenaga kependidikan, sebagai tempat untuk mengembangkan keprofesian diri, sebagai tempat untuk berlindung dan berjuang agar guru dan tenaga kependidikan sejahtera dan terlindungi.
"Semua itu menjadi mungkin bila kita pegang teguh Solidaritas, tidak saja dalam ucapan, pekikan, tetapi juga dalam perbuatan dengan penuh keihlasan. Sehingga semua guru memiliki status yang pasti, penghasilan yang layak, terlindungi, professional. Dan itu harus menjadi komitmen PGRI, menjadi arah kegiatan, Gerakan dan perjuangan PGRI di semua tingkatan", Tandas Dr Muhdi dengan tegas.
Selanjutnya Dr Muhdi menjelaskan, salah satu nilai solidaritas adalah Silaturahmi, kebersamaan, persahabatan yang tulus, yang menguatkan kita, mengokohkan organisasi kita, memiliki daya dan kekuatan untuk mengubah keadaan demi kebesaran organisasi, kesejahteraan guru dan kemajuan Pendidikan.
Terilhami dari makna silaturahmi, dan memaknai solidaritas dengan lebih subtantif, untuk menjaga, mengembangkan, membangun PGRI, dan menjadikan PGRI Istimewa, Dr Muhdi mengajak untuk terus menjaga dan meningkatkan persahabatan, persaudaran diantara pengurus dan anggota.
"Sesungguhnya Kita, PGRI menjadi istimewa karena persahabatan. Kita memang terlahir dari keluarga berbeda tapi berkat PGRI ikatan persaudaraan kita bisa menjadikan kita layaknya keluarga", tandas Dr Muhdi.
Selanjutnya Dr Muhdi memaparkan, silaturahmi berarti menjaga kebersamaan, walau kadang jarak boleh memisahkan, karena pengurus besar di jakarta, provinsi di semarang, kabupaten/kota dan cabang di masing-masing kab/kota dan kecamatan yang berbeda.
"Kita juga menyadari bahwa diantara kita terdapat keragaman, berbeda adat dan budaya, suku/daerah, agama dan lain-lain, tetapi dengan silaturahmi dan solidaritas semua bisa bermuara pada harmoni", papar Dr Muhdi.
Menurut Dr Muhdi, dengan silaturahmi akan meluaskan pikiran dan memperkaya sudut pandang, dan silaturahmi akan menjadi salah satu pintu rezeki. "Maka mari terus jaga dan tingkatkan dan perbanyak silaturahmi kita, yang saat ini tidak harus dimaknai pertemuan fisik/tatap muka seperti ini tetapi juga melalui berbagai plat form media digital yang memungkinkan kita dapat melakukan dan menjaga silaturahmi, agar pintu rezeki makin terbuka", ujar Dr Muhdi.
Selanjutnya, Dr Muhdi mengakui, salah satu keistimewaan menjadi anggota dan pengurus PGRI adalah memiliki banyak teman/sahabat yang tulus. "Maka dengan kita berada dalam organisasi PGRI, kita menjadi orang yang beruntung, karena orang yang beruntung adalah orang yang banyak memberikan manfaat, memiliki banyak teman, sahabat sehingga akan memiliki banyak pembela melalui sebuah ikatan persaudaraan", ujar Dr Muhdi dengan ekspresi gembira.
Untuk itu, lanjut Dr Muhdi, apa yang saat ini PGRI capai, kebesaran, kekuatan, pengakuan, dan kecintaan anggota, semua itu karena kebersamaan, silaturahmi, atau solidaritas yang terus terbina, jaga, tumbuh dan terus kembangkan, disamping kerja keras, kerja cerdas, dan adaptasi menghadapi tantangan dan perubahan', tandas Dr Muhdi dengan semangat.
"Melalui halal bihalal/silaturahmi ini, mari kita terus pupuk, jaga, kuatkan persaudaraan kita, silaturahmi kita, kebersamaan kita dalam keluarga besar PGRI. Sebagaimana tema halal bihalal kali ini Idul Fitri: Mengokohkan Solidaritas, dan Soliditas PGRI untuk Indonesia Maju. Karena kebesaran PGRI yang kita bangun dengan pondasi solidaritas dan soliditas semata-mata untuk Indonesia Maju", tegas Dr Muhdi dengan mantap
Sekali lagi, Dr Muhdi menegaskan, PGRI menjadi besar karena persahabatan, PGRI menjadi istimewa karena persahabatan. "ya, silaturahmi, kebersamaan, perasudaraan yang tulus atau solidaritas yang melahirkan persahabatan, dan memuarakan keragaman dalam harmoni, telah membawa PGRI besar, diakui, dihormati, dan menjadi rumah besar yang nyaman bagi kita semua dan menjadikan PGRI Istimewa.
Hidup Guru, hidup PGRI, Solidaritas…yes", tegas Dr Muhdi dengan salam perjuangan PGRI yang disambut dengan gegap-gempita oleh seluruh hadirin.
Masih dengan ekspresi penuh semangat, Dr Muhdi memaparkan, dengan semangat silaturahmi, kebersamaan, dan solidaritas, kita jadikan PGRI sebagai rumah besar bagi pengembangan keprofesian guru, menjadikan semua guru adalah guru penggerak, menjadikan semua guru dan PGRI sebagai pemungkin bagi lahirnya generasi unggul, generasi yang ber iman bertaqwa kepada tuhan YME dan berahlak mulia, kreatif, bernalar kritis, mandiri, berwawasan global, dan berjiwa gotong royong yang akan mampu mengantarkan bangsa Indonesia mencapai Indonesia Emas, negara besar ke 5 Dunia, negara yang sejahtera adil dan makmur sebagai mimpi kita mersama, papar Dr Muhdi.
Dr Muhdi mengungkapkan, hanya pendidikanlah yang dapat menjadi pemungkin menjawab kompleksitas sosial yang berkembang, berubah begitu cepat. Dan gurulah yang dapat mendidik generasi muda menjadi pembelajar sejati sehingga kapasitas koginitifnya berkembang cepat menjawab perkembangan kompleksitas sosial yang sudah jauh di depan dan akan terus berkembang, ungkap Dr Muhdi dengan jelas.
Selanjutnya Dr Muhdi selaku Ketua PGRI Provinsi Jawa Tengah Menyampaikan tuntutan kepada pemerintah: dengan pernyataan dan pertanyaan, BAHWA: Pemerintah memenuhi tuntutan PGRI melahirkan UUGD yang memungkinkan guru menjadi profesianal, sejahtera dan terlindungi adalah Langkah benar dan terpuji, tetapi mengapa akan diganti? BAHWA: Pemerintah akan mengangkat 1 juta guru walau PPPK setelah belasan tahun tidak mengangkat guru dalam jumlah berartidan PGRI terus berjuang agar segera memenuhi kebutuhan guru adalah langkah benar dan terpuji. Tetapi mengapa pelaksanaannya masih banyak carut marut? BAHWA: Pemerintah Daerah tidak memahami dan tidak memenuhi jumlah formasi yang ditetapkan, bukankan pemerintah daerah adalah wakil pemerintah pusat di daerah tetapi mengapa mereka masih banyak yang tidak percaya, dan tidak memenuhi, sehingga pengangkatan 1 juta guru terancam tidak terpenuhi, sementara PP 49/2018 mengamanatkan bahwa tahun 2023 tenaga hononorer dilarang, dihapus
Lalu bagaimana anak-anak kita, Pendidikan kita, masa depan bangsa kita apabila kelas tidak ada guru Sekali lagi, atas nama pengurus PGRI Jawa Tengah, Dr Muhdi menyampaikan Selamat dan Sukses kepada teman Guru yang telah lolos seleksi ASN P3K dan mendapat formasi serta menerima SK, yang belum insyaallah segera, yang telah PG tetapi belum dapat Formasi semoga pemda segera membuka formasi yang cukup sehingga segera dapat diangkat, dan yang belum beruntung terus belajar ikuti seleksi berikut insyaallah akan berhasil.
"Manjadda wajadda, tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mau berusaha, dan tidak ada yang tidak mungkin kalau Allah SWT menghendaki", tandas Dr Muhdi
Selanjutnya DrMuhdi juga menyampaikan trimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Mas Menteri, Dirjen GTK, Menpan RB, BAKN, yang mendengar dan memenuhi tuntutan dan perjuangan PGRI membuka penerimaan ASN Guru dengan memberikan prioritas guru honorer, memberikan afirmasi pada guru honorer sekalipun kedepan kita mohonkan memberikan afirmasi atas masa kerja, mencabut persyaratan masa kerja minimal 3 tahun, dan menerbitkan NIP.
Dr Muhdi juga menyampaikan terma kasih kepada Gubernur, Bupati dan Walikota yang telah membuka formasi terlebih yang sesuai dengan Kuota yang ditetapkan Bersama kementerian, dan telah menyerahkan SK ASN P3K Guru, bagi yang belum kami mohon dapat segera, dan selanjutnya membuka formasi sesuai kekurangan kuota yang telah ditetapkan, karena kalau tidak akan mengancam keberlangsungan Pendidikan di daerahnya.
"Semoga kebaikan bapak,Ibu Kepala daerah menjadi amal kebaikan yang akan menuai keberkahan, menjadikan sarana bagi kemajuan Pendidikan di wilayahnya", demikian Dr Muhdi mengakhiri pidato sambutannya.
Dalam kesempatan tersebut hadir memberikan tausiyah dan pencerahan Dr. KH, Fadlolan Musyafa', MA, pengasuh Ponpes Fadhlul Fadlan Semarang dan Ketua Komisi Fatwa MUK Jawa Tengah. (Wis)
0 Komentar