Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Keteladanan Ratu Hemas Menguatkan Gerakan Perempuan

Forum diskusi tentang kesehatan mental perempuan yang digelar di Kampus 4 Universitas PGRI Semarang pada Minggu, 7 Desember 2025, dibuka dengan penekanan kuat pada pentingnya figur teladan dalam perjuangan perempuan masa kini. Ketua PGRI Provinsi Jawa Tengah, Dr. Muhdi, S.H., M.Hum., menyampaikan bahwa peran perempuan di tengah beban ganda dan tekanan sosial membutuhkan contoh kepemimpinan yang nyata, bukan sekadar slogan.

Di hadapan peserta dari kabupaten/kota se-Jawa Tengah, ia menempatkan sosok Gusti Kanjeng Ratu Hemas sebagai rujukan moral dan intelektual. Menurutnya, GKR Hemas menghadirkan kombinasi langka antara kecerdasan, ketegasan, dan kelembutan yang mengayomi.

“Beliau bukan hanya memahami masalah secara mendalam, tetapi juga menghadirkan kehadiran yang menenteramkan. Ada keteladanan yang nyata,” ujar Dr. Muhdi dalam sambutannya yang hangat dan sarat penghormatan.

Dr. Muhdi juga menyinggung harmoni keluarga Keraton Yogyakarta yang menurutnya mencerminkan karakter GKR Hemas sebagai pemimpin dan perempuan Jawa yang kuat. Ia menyebut bagaimana perhatian Ngarso Dalem kepada keluarga menjadi cerminan penghormatan mendalam kepada perempuan. Nuansa ringan muncul ketika Dr. Muhdi mengenang pengalaman para pengurus PGRI saat dipanggil menghadap GKR Hemas. “Belum dapat arahan saja sudah berbunga-bunga, apalagi setelah menikmati jamuan makan siang yang selalu lengkap,” tuturnya disambut tawa peserta. Sentuhan humor itu membuat forum terasa dekat dan inklusif—persis semangat yang ingin dihidupkan dalam FGD mengenai kesehatan mental perempuan.

Dokumentasi lengkap kegiatan dapat diakses melalui Drive: klik di sini .

Di bagian lain, Dr. Muhdi memaparkan peran PGRI Jawa Tengah yang menaungi 270 ribu anggota, dengan Biro Pemberdayaan Perempuan sebagai motor penggerak kolaborasi dengan pemerintah dan komunitas lokal. Ketika GKR Hemas meminta Jawa Tengah menjadi tuan rumah MFPB, antusiasme mengalir cepat karena isu beban ganda dan trauma perempuan sangat relevan dengan situasi lapangan. Ia menyampaikan apresiasi khusus karena penyelenggaraan FGD ini didukung penuh oleh DPD RI melalui GKR Hemas tanpa membebani organisasi. “Ini kegiatan luar biasa yang manfaatnya akan panjang, terutama bagi gerakan perempuan di Jawa Tengah,” tegasnya.

Sambutan ditutup dengan ajakan untuk memanfaatkan forum ini sebagai ruang refleksi dan penguatan jejaring advokasi perempuan. Dr. Muhdi menegaskan bahwa rekomendasi FGD hari ini akan dibawa ke jalur organisasi dan kemitraan lintas lembaga, terutama dalam program pemberdayaan perempuan serta edukasi publik tentang kesehatan mental. Dari Semarang, percakapan tentang beban ganda, trauma, dan ketangguhan perempuan diharapkan berlanjut menjadi gerakan yang lebih solid—menguat dari daerah, bergema untuk Indonesia.

Posting Komentar

0 Komentar