Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Rakor Biro Bidang PGRI Momentum Strategis Menyatukan Gerak Organisasi

Semarang, 14 Mei 2025 – Rapat Koordinasi (Rakor) Ketua Bidang PGRI Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah secara daring yang digelar pada Rabu, 14 Mei 2025, menjadi tonggak penting dalam menyatukan langkah dan memperkuat konsolidasi organisasi PGRI di seluruh daerah. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Ketua I PGRI Provinsi Jawa Tengah, Dr. Hj. Sri Suciati, M.Hum., yang hadir mewakili Ketua Umum Dr. H. Muhdi, S.H., M.Hum., yang saat itu sedang menjalankan tugas kenegaraan di DPD RI.

Dalam sambutannya, Sri Suciati menekankan pentingnya semangat kolaboratif dan sinergi antarbidang sebagai fondasi utama untuk memperkuat peran PGRI dalam menghadapi tantangan pendidikan saat ini.

“Rapat koordinasi ini bukan sekadar formalitas, tetapi forum strategis untuk menyelaraskan tujuan, strategi, dan aksi di setiap bidang dalam organisasi. Kita semua hadir di sini karena panggilan dedikasi terhadap organisasi dan demi kepentingan anggota PGRI di seluruh Jawa Tengah,” ujar Sri Suciati.

Penguatan Konektivitas Organisasi

Lebih lanjut, Sri Suciati menyampaikan bahwa Rakor ini menjadi bagian dari upaya PGRI Jawa Tengah untuk memastikan adanya koordinasi efektif antara bidang-bidang di tingkat kabupaten/kota dengan ketua biro di tingkat provinsi. Sinergi ini diharapkan dapat menciptakan kerja sama yang kohesif, mempercepat eksekusi program, serta mendorong inovasi di berbagai lini organisasi.

“Kita ingin memastikan bahwa seluruh pihak dalam biro dan bidang tidak hanya terlibat dalam pengambilan keputusan, tetapi juga memiliki pemahaman yang jelas terhadap tugas dan programnya masing-masing,” katanya.

Dalam konteks tersebut, ia menggarisbawahi bahwa rakor menjadi forum untuk bertukar informasi dan ide lintas bidang, sekaligus mempererat komunikasi antarstruktur.

Tiga Pilar Percepatan Program

Dalam kesempatan tersebut, Sri Suciati juga mengangkat tiga isu utama yang menjadi prioritas dalam rakor kali ini, yakni: penguatan kaderisasi dan organisasi, pengembangan sistem keanggotaan berbasis digital, serta revitalisasi seni, budaya, dan olahraga sebagai bagian integral dari penguatan karakter bangsa.

Untuk bidang organisasi dan kaderisasi, Sri Suciati mendorong agar segera disusun pedoman pelatihan kepemimpinan dan kaderisasi berbasis kebutuhan riil guru di daerah.

“Kita butuh pola kaderisasi yang sistematis dan berkelanjutan. Bukan hanya sekadar seremonial, tapi mampu mencetak pemimpin organisasi yang adaptif dan visioner,” tegasnya.

Sementara itu, di bidang keanggotaan dan digitalisasi organisasi, ia mengajak seluruh jajaran untuk melakukan rekrutmen anggota baru sekaligus mempercepat transformasi digital di tubuh PGRI.

“Transformasi digital bukan pilihan, tapi keharusan. Kita harus mulai dari dalam — dari database keanggotaan, komunikasi internal, hingga layanan advokasi yang bisa diakses dengan lebih efisien,” ujar Sri Suciati.

Adapun bidang seni budaya dan olahraga, menurutnya, perlu diintegrasikan dengan program nasional seperti Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang salah satunya menekankan pentingnya olahraga dan aktivitas seni sebagai bagian dari pendidikan karakter.

“PGRI tidak boleh tertinggal dalam mengadopsi kebijakan nasional. Kita justru harus menjadi pelopor dalam kegiatan-kegiatan yang mendukung tumbuh kembang karakter siswa, salah satunya melalui seni dan olahraga,” imbuhnya.

Dari Seremoni ke Implementasi

Rakor ini juga dimaknai sebagai upaya mendorong semua biro untuk menjabarkan hasil-hasil konferensi provinsi ke dalam program kerja SMART — Spesifik, Terukur, Dapat Dicapai, Realistis, dan Berbatas Waktu.

“Setiap bidang harus mulai menyusun rencana kerja berbasis SMART. Ini akan memudahkan kita dalam mengukur keberhasilan sekaligus mengevaluasi efektivitas program,” jelasnya.

Sri Suciati juga menyampaikan apresiasi atas kehadiran para ketua bidang dari seluruh kabupaten/kota, di tengah padatnya aktivitas sebagai pendidik dan pengurus organisasi.

“Saya sangat menghargai Bapak Ibu semua yang menyempatkan hadir. Ini bentuk dedikasi luar biasa yang patut diteladani,” ucapnya.

Berorganisasi sebagai Ibadah Sosial

Di akhir sambutannya, Sri Suciati menegaskan bahwa pengabdian di organisasi seperti PGRI bukan semata pekerjaan tambahan, melainkan bagian dari kontribusi nyata bagi masyarakat dan bangsa. Ia mengutip prinsip sederhana namun mendalam:

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya. Melalui organisasi inilah kita bisa terus memberi manfaat, memperjuangkan pendidikan, dan menjaga martabat profesi guru.”

Rapat kemudian dibuka secara resmi dengan pembacaan basmalah dan dilanjutkan dengan pengarahan teknis dari Sekretaris Umum PGRI Jawa Tengah, Drs. H. Aris Munandar, M.Pd., serta pemetaan koordinasi ke dalam breakout room sesuai bidang masing-masing.

Posting Komentar

0 Komentar