Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Penguatan Sinergi dan Digitalisasi: PGRI Jawa Tengah Gelar Rakor Lintas Bidang

Semarang, 14 Mei 2025 – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan Rapat Koordinasi Ketua Bidang Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah secara daring, sebagai bagian dari strategi penguatan sinergi antar biro dan akselerasi program kerja hasil Konferensi PGRI 2024.

Kegiatan yang berlangsung pada Rabu siang tersebut dipandu langsung oleh Drs. H. Aris Munandar, M.Pd., selaku Sekretaris Umum PGRI Provinsi Jawa Tengah, dan dihadiri oleh para Ketua Biro Organisasi, Ketua Biro Keanggotaan dan Digitalisasi, Ketua Biro Seni Budaya dan Olahraga, serta seluruh pengurus PGRI kabupaten/kota dari berbagai penjuru Jawa Tengah.

Dalam sambutannya, Drs. H. Aris Munandar menegaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menyatukan langkah strategis seluruh bidang dan biro, serta memastikan terwujudnya linearitas program antara tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

“Kami berharap Rakor ini dapat memperkuat sinergi antara biro PGRI provinsi dan ketua bidang di daerah, sehingga arus informasi, koordinasi, dan implementasi program benar-benar selaras dan terukur,” tegas Aris Munandar.

Mengimplementasikan Amanat Konferensi

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Konferensi Kerja PGRI Provinsi Jawa Tengah Masa Bakti XXIII Tahun 2024, yang menghasilkan sejumlah kebijakan strategis organisasi. Dalam konteks itu, biro dan bidang diminta untuk menjabarkan program-program utama ke dalam rencana kerja yang SMART: Spesifik, Measurable, Achievable, Realistic, dan Time-bound.

“Kita tidak bisa hanya menyusun program yang besar secara naratif. Harus ada output konkret, indikator keberhasilan, serta timeline yang jelas. Itulah bentuk tanggung jawab kita kepada anggota PGRI,” tambah Aris.

Ia juga menjelaskan bahwa Rakor akan diselenggarakan empat kali selama satu bulan, dengan tiap sesi melibatkan tiga biro yang berbeda. Langkah ini dilakukan agar terjadi pembagian kerja yang efisien sekaligus membuka ruang evaluasi dan umpan balik antar bidang.

Fokus pada Tiga Pilar: Kaderisasi, Digitalisasi, dan Budaya

Dalam Rakor kali ini, tiga biro yang berperan aktif adalah:
Biro Kaderisasi dan Organisasi, dipimpin oleh Dr. H. Maryanto, M.Si.,
Biro Keanggotaan dan Digitalisasi Organisasi, dipimpin oleh Dr. Joko Siswanto, S.Pd., M.Pd., dan
Biro Seni Budaya dan Olahraga, dipimpin oleh Dr. Hj. Dyah Nugrahani, S.Pd., M.Hum.

Ketiganya menyampaikan strategi dan kegiatan yang telah dan akan dijalankan, termasuk pelatihan kepemimpinan, rekrutmen anggota baru secara digital, serta penyelenggaraan event seni-budaya di lingkungan guru.

“Sudah saatnya kita memiliki pedoman latihan kepemimpinan PGRI yang sistematis, dan segera menjalankan pelatihan kaderisasi secara terstruktur,” ujar Dr. Maryanto dalam sesinya.

Sementara itu, dalam bidang keanggotaan dan digitalisasi, Dr. Joko Siswanto menggarisbawahi pentingnya membangun sistem yang adaptif dengan perkembangan teknologi dan mempermudah proses pelayanan kepada anggota.

“Transformasi digital bukan pilihan, tapi keniscayaan. Kita akan fokus pada integrasi data keanggotaan dan pengembangan platform layanan berbasis daring,” ujarnya.

Di sisi lain, bidang seni budaya dan olahraga juga tak kalah strategis. Dr. Dyah Nugrahani menyampaikan bahwa kebijakan baru pemerintah tentang “Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” yang salah satunya menekankan olahraga, mendorong PGRI untuk lebih aktif menggerakkan kegiatan seni dan olahraga.

“Kegiatan seni bukan hanya untuk ekspresi, tetapi juga bagian dari pembentukan karakter siswa dan guru. Kolaborasi lintas bidang akan memperkaya bentuk kegiatan yang inklusif dan bermakna,” kata Dyah.

Breakout Room: Ruang Dialog dan Koordinasi

Usai pengarahan utama, peserta Rakor diarahkan untuk memasuki breakout room sesuai bidang masing-masing. Di dalamnya, diskusi lebih mendalam dilakukan bersama para Ketua Biro. Model partisipatif ini dirancang untuk mendekatkan koordinasi vertikal maupun horizontal antar pengurus.

“Kami ingin setiap Ketua Bidang Kabupaten/Kota dapat menyampaikan rencana kerja dan menerima umpan balik secara langsung. Itulah esensi koordinasi yang sehat dan dinamis,” jelas Aris Munandar.

Dalam breakout tersebut, juga dibahas rencana lomba-lomba lintas daerah, sistem pelaporan kegiatan berbasis digital, serta kendala lapangan yang dihadapi masing-masing daerah.

Tantangan dan Strategi ke Depan

Menjelang akhir sambutannya, Sekretaris Umum menyoroti tantangan PGRI ke depan, khususnya dalam hal peningkatan kualitas pelayanan organisasi, peran advokasi guru, dan keberlanjutan program berbasis komunitas.

“Perlu strategi kolaboratif antara biro dan bidang di semua lini untuk menjawab tantangan mutu pendidikan dan kesejahteraan guru. Kita harus hadir bukan hanya sebagai organisasi profesi, tapi sebagai rumah bersama untuk semua anggota,” tuturnya.

Ia juga menambahkan pentingnya evaluasi reguler terhadap program-program yang berjalan, untuk memastikan setiap langkah benar-benar berdampak bagi kemajuan guru, pendidikan, dan organisasi secara keseluruhan.

Rapat koordinasi lintas bidang ini bukan sekadar rutinitas administratif, melainkan refleksi dari semangat gotong royong yang menjadi jantung organisasi PGRI. Di tengah dinamika pendidikan yang kian kompleks, sinergi biro dan bidang adalah kunci untuk memastikan bahwa visi organisasi dapat diwujudkan secara nyata dan berkelanjutan.

Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, rapat koordinasi resmi dibuka dan menjadi momentum penting bagi PGRI Jawa Tengah dalam menapaki era digitalisasi organisasi dan penguatan karakter kader pendidik masa depan.

“Semoga hasil Rakor ini membawa manfaat besar bagi organisasi dan seluruh anggota PGRI,” pungkas Aris Munandar menutup arahannya.

Posting Komentar

0 Komentar