Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

PGRI Tidak Pernah Lalai Terhadap Persoalan Guru, Terutama Persoalan Kekurangan Guru di Indonesia

Dari Konferensi Kerja PGRI Kabupaten Wonosobo Tahun Ketiga Masa Bakti XXII Suratman M.MPd.; Perjalanan PGRI Wonosobo Masa Bakti XXII Berkomitmen Untuk Wujudkan PGRI Yang Bermartabat.

Dr Muhdi: PGRI Tidak Pernah Lalai Terhadap Persoalan Guru, Terutama Persoalan Kekurangan Guru di Indonesia.

Wonosobo, Sabtu (18/6)-Kominfo PGRI Jateng. Konferensi Kerja PGRI Kabupaten adalah salah satu bentuk ketaatan pengurus dalam menjalankan agenda organisasi sesuai ketentuan AD/ART PGRI untuk menilai dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja selama satu tahun dan menetapkan program kerja PGRI satu tahun berikutnya. Demikian antara lain diungkapkan Ketua panitia Hadi Wiyono SH MPd saat melaporkan kegiatan tersebut, yang berlangsung di The Cabin Tanjung Hotel Wonosobo Sabtu(18/6).

Pada kesempatan terbut Hadi Wiyono yang juga Wakil Ketua PGRI Kab. Wonosobo juga melaporkan tentang tugas Konkerkab tersebut antara lain membahas dan menilai pelaksanaan keputusan konferensi, membahas dan menetapkan RAPBO XXII Kabupaten Wonosobo tahun 2022, dengan mengusung Tema, “Bangkit Guruku, Maju Negeriku, Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh”.

Ketua PGRI Kabupaten Wonosobo, Suratman M.MPd dalam sambutannya mengungkapkan, perjalanan PGRI Wonosobo masa bakti XXII dengan segenap komitmen bertujuan untuk mewujudkan PGRI yang bermartabat. Suratman juga mengungkapkan secara rinci tentang kegiatan perjuangan PGRI untuk PPPK dan Tendik, permasalahan pasca penempatan guru P3K yang sebagian kelebihan atau kekurangan guru, persoalan organisasi yang terkait penguatan kepada P3K, dan daspen, serta persoalan kerja guru dengan mengusulkan hari kerja guru disamakan dengan lima hari kerja dan lima hari pembelajaran.

Ketua PGRI Jateng, Dr. Muhdi SH MHum dalam pidato sambutanya mengapresiasi pelaksanaan Konkerkab PGRI Kabupaten Wonosobo, bahwa kegiatan Konkerkab ini merupakan salah satu bentuk pengembangan organisasi yang berkomitmen untuk menjalankan agenda organisasi dengan baik dan sehat, yang muaranya mampu menampilkan wajah profesionalisme organisasi. Tegas Dr Muhdi.

Dr.Muhdi juga mengungkapkan, PGRI saat ini sudah memasuki usia yang berbareng bahwa saat ini Indonesia juga sedang menuju Indonesia Emas. Dan hanya Pendidikanlah, lanjut Dr Muhdi, yang merupakan gerbang paling strategis untuk menuju Indonesia Emas. "Tiga modal utama untuk mencapai Indonesia Emas adalah Bonus Demografi, Bonus Digital, dan Nilai Ke-Indonesia-an. Dan semua itu, kuncinya adalah pendidikan, maka mestinya pendidikan harus jadi prioritas", tandas Dr Muhdi meyakinkan.

Dr Muhdi juga mengingatkan, tujuan PGRI sejak kelahirannya yakni dengan tetap menjaga NKRI, dan memajukan pendidikan. Untuk itu, lanjut Dr Muhdi, militansi pengurus PGRI adalah modal utama. Oleh karena itu, PGRI harus terbang untuk bertransformasi. Tidak hanya transformasi digital saja, tetapi mampu mengajak untuk bertransformasi dengan segenap kegiatan yang memungkinkan kegiatan itu terlaksana, tandas Dr Muhdi tegas.

Walaupun demikian, lanjut Dr Muhdi, PGRI tidak pernah lalai terhadap persoalan guru, terutama persoalan kekurangan guru di Indonesia. Oleh karena itu, Dr Muhdi menegaskan, fokus perjuangan PGRI serta tanggung jawabnya adalah memperjuangkan status guru yang jelas dan penghasilan yang layak bagi guru. (Wis)

Posting Komentar

0 Komentar