Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS. : Karakter Pilar Utama Membangun Jati Diri Bangsa

Semarang, 25 November 2024 – Dalam rangka peringatan Hari Guru Nasional dan HUT ke-79 PGRI, Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS., menyampaikan materi bertajuk "Penguatan Pendidikan Karakter dan Jati Diri Bangsa" di Gedung Pusat Universitas PGRI Semarang. Acara yang dihadiri oleh akademisi, guru besar, dan pakar pendidikan ini menekankan pentingnya pendidikan karakter sebagai fondasi untuk mewujudkan bangsa yang bermartabat dan tangguh.

Prof. Ravik yang juga Ketua Tim Ahli Gugus Tugas Nasional Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) menyoroti bahwa penguatan pendidikan karakter harus dilakukan secara sistemik dan melibatkan kolaborasi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Tiga Pilar Pendidikan Karakter
Dalam paparannya, Prof. Ravik menjelaskan bahwa penguatan pendidikan karakter dapat diimplementasikan melalui tiga pilar utama:
Agama: Menginternalisasi nilai-nilai moral dan spiritual.
Budaya: Menanamkan kebiasaan baik yang sesuai dengan nilai luhur bangsa.
Keluarga: Menjadikan keluarga sebagai pusat pendidikan pertama dan utama.
“Kerusakan karakter anak-anak sering kali disebabkan oleh kurangnya kemampuan membedakan antara yang benar dan salah. Pendidikan karakter dimulai dari pemahaman moral (‘knowing the good’), mencintai kebaikan (‘loving the good’), hingga mempraktikkan kebaikan (‘acting the good’),” ujar Prof. Ravik.
Kebijakan dan Strategi Nasional
Prof. Ravik juga menyinggung berbagai kebijakan yang mendukung pendidikan karakter, di antaranya:
RPJMN 2025-2045: Pendidikan karakter menjadi salah satu game changer dalam transformasi nasional.
Permen Nomor 2 Tahun 2024: Pendidikan karakter masuk dalam prioritas nasional.
Profil Pelajar Pancasila: Memuat enam nilai utama untuk membentuk generasi berkarakter.
“Pendidikan karakter harus dilakukan secara menyeluruh dan terintegrasi dengan kebijakan pendidikan lainnya. Kolaborasi yang kuat antara sekolah, keluarga, dan masyarakat adalah kunci keberhasilan,” tambahnya.
Revolusi Mental dan Pendidikan Karakter
Prof. Ravik mengingatkan pentingnya melanjutkan Gerakan Nasional Revolusi Mental dengan nama baru: Penguatan Pendidikan Karakter dan Jati Diri Bangsa. Ia menekankan bahwa gerakan ini harus melibatkan seluruh elemen masyarakat, bukan hanya sekolah.
“Gerakan ini adalah upaya masif untuk mengubah cara pikir, cara kerja, dan cara hidup bangsa berdasarkan nilai-nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong. Kita harus menjadi teladan dalam penerapannya,” tegasnya.
Rekomendasi untuk Kebijakan Pendidikan
Paparan ini juga menyoroti relevansi penguatan pendidikan karakter dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045 dan RPJMN teknokratik yang digagas pemerintahan baru. Prof. Ravik merekomendasikan:
  • Melanjutkan Gerakan Nasional Revolusi Mental dengan fokus pada penguatan karakter.
  • Meningkatkan pelatihan bagi guru, khususnya dalam bimbingan konseling.
  • Memprioritaskan pendidikan inklusif dan kesetaraan gender dalam kebijakan pendidikan nasional.
“Pendidikan karakter harus menjadi agenda prioritas nasional. Tanpa karakter yang kuat, sulit bagi bangsa ini untuk membangun ketahanan sosial dan budaya yang kokoh,” tegasnya.
Sebagai penutup, Prof. Ravik mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersinergi mendukung gerakan penguatan pendidikan karakter. “Jika kita ingin mencetak generasi yang bermutu dan berdaya saing global, mari bersama-sama menjadikan pendidikan karakter sebagai fondasi utama,” pungkasnya.

Paparan ini menjadi salah satu sesi utama dalam forum diskusi yang bertujuan melahirkan rekomendasi strategis bagi kebijakan pendidikan di Indonesia. Dengan antusiasme para peserta, acara ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi masa depan pendidikan nasional.

Posting Komentar

0 Komentar